Sunday 18 May 2014

Destiny Of Love



Title : Destiny Of Love
Genre : Romance, Sad
Rated : 15+
Main  Cast :
            Shin Lihyun
            Cho  Kyuhyun  Super  Junior  as  Cho  Kyuhyun
            Seohyun SNSD a.k.a Seohyun
Length : Oneshoot
Disclaimer : FF ini hasil inspirasi saya sendiri. DON’T COPAS, RCL dibutuhkan Happy Reading ^-^


STORY BEGIN
            @Myeongdong Street
            Pagi yang sejuk dimusim dingin, buliran – buliran putih yang merayap dari langit berjatuhan dengan bebasnya tanpa perduli bahwa mereka akan menjatuhi umat manusia dibawahnya.
            Shin Mihyun dan Cho Kyuhyun, kedua pasangan yang saling menyatukan tangan itu kini tengah berjalan dengan santai tanpa berbicara, hanya menghirup udara dingin disekeliling mereka.
            “Kyu, bagaimana dengan toko perhiasan bergambar angsa itu ?”
            “kau ingin kesana” Mihyun mengangguk “baiklah”
            Mereka berjalan kembali, beberapa meter hingga mereka memasuki toko tersebut diiringi suara bel ringan yang bergerak, karena kedatangan mereka.
            “selamat datang”
            Pelayan cantik yang tengah berdiri dipinggir pintu masuk itu tersenyum, sangat cantik. Pikir Mihyun. Gadis itu menatap Kyuhyun dan tersenyum. Ia sangat tahu sosok Cho Kyuhyun tak akan pernah memandang wanita lain, meskipun wanita itu sangat cantik bak seorang putri angsa dalam dongeng.
            “selamat pagi, Dokter Cho”
            Lelaki tua berkacamata tebal itu menyapa sosok Cho Kyuhyun, Kyuhyun yang merasa dipanggil menghadapkan wajah tampannya pada lelaki tua itu, lalu tersenyum.
            “Mihyun~ya carilah perhiasan yang kau suka. Aku akan berbicara sebentar dengan lelaki itu” Seru Kyuhyun, Mihyun hanya mengangguk dan mulai memilih perhiasan yang sesuai dengan keinginan Kyuhyun dan Ia sendiri.
            “ada yang bisa saya bantu nona cantik ?”
            “aku ingin sebuah kalung berbandul hangul “ ”. apa ada ?”
            “tunggu sebentar” Mihyun hanya mengangguk.

            “selamat pagi Seo Ahjussi, lama tidak berjumpa” Kyuhyun membungkukkan badan hormat pada lelaki setengah abad itu.
            “Ya, senang bertemu denganmu. Gadis yang cantik, apa Ia kakasihmu ?”
            “Bukan. Ia bukanlah kekasihku. Tapi, Ia adalah wanita yang akan kujadikan masa depan untukku” Lelaki itu tersenyum ramah. Lelaki ini tidak pernah berubah, pikir lelaki tua itu.
            “rasanya pasti senang memiliki menantu sepertimu”
            “tidak seperti yang kau pikirkan pula Seo Ahjussi”
            Seo JooKyung, nama lelaki tua tersebut. Ia menatap Kyuhyun dengan dalam dan mendapatkan sebuah jawaban bahwa, lelaki ini sangat mencintai wanita itu.
            “bisakah aku meminta bantuanmu ?”
            “apapun jika aku bisa”
            “kau, bukankah dokter. Bisakah kau menyembuhkan anakku ?”
            “maksud anda Seohyun ?” Jookyung mengangguk “memang ada apa dengannya ?”
            “kau tahu, ketika Ia mengatakan untuk mengakhir hubungannya dengamu ? alasan utama Ia mengatakan itu bukanlah karena study-nya ke Jepang. Tapi, Karena Ia harus menjalani pengobatan kanker disana”
            Kyuhyun tercengang untuk beberapa saat. Seo JooHyun adalah mantan kekasih Kyuhyun, seseorang yang pernah hinggap pada perasaan terdalam lelaki itu. Mereka mengakhiri hubungan itu setelah 1 tahun bersama dengan alasan bahwa Seohyun akan melanjutkan sekolah keJepang, pada saat itu Kyuhyun tak bisa berkata apa – apa hanya pergi meninggalkan gadis itu dihujan salju yang dingin.
            “kenapa Ia tak mengatakan itu padaku ?”
            “dan membiarkan kau menunggu seorang mayat hidup” Kyuhyun terkejut, separah itukah penyakit wanita itu, sehingga ayahnya sendiri tidak dapat beroptimis untuk kesembuhannya.
            “kenapa anda berkata seperti itu tuan ?”
            “kau tahu, Ia selalu seperti mayat hidup semenjak kalian mengakhiri hubungan itu. Seohyun terus terbaring dalam kamar, kehidupannya sangat gelap. Saat itu awalnya aku menolak kalian putus. Tapi, gadis kecil bodoh itu menangis dan berlutut memohon padaku agar memperbolehkan kalian untuk mengakhiri hubungan. Gadis kecil bodoh itu hanya takut, jika kau tetap bersamanya karena alasan kau mengasihinya bukan mencintainya”
            Air mata itu menetes diwajah lelaki tua itu, Ia mengeluarkan sapu tangan bertuliskan “ Seohyun”  lalu mugusapkan kain itu pada air mata yang tengah mengalir dengan santainya diwajah berlipatnya yang termakan usia.
            “Kyu, apa kau sudah selesai ?”
            Mihyun menghampiri Kyuhyun dengan sekotak perhiasaan yang belum Kyuhyun ketahui dalamnya.       
            “tunggu sebentar. Seo ahjussi, lain kali kita lanjutkan perbincangan ini. Ini kartu namaku. Aku akan pergi, permisi”
            “permisi, ahjussi”
            Sepasang manusia itu meninggalkan lelaki tua yang kini tengah tersenyum kecut, membayangkan jika gadis yang tengah dalam gandengan lelaki itu adalah anaknya, Seohyun.
            “Kyu, siapa lelaki tadi ?”
            Mihyun dan Kyuhyun kini tengah berada pada sebuah toko ramen untuk menghangatkan diri dari dinginnya dunia luar yang penuh dengan buliran es yang mencari tempat hangat untuk mencair.
            “hanya rekan kerja. Kemana penutup kepalamu, eoh ? bagaimana jika rambutmu rontok, karena terkena salju”
            “sepertinya tertinggal di toko perhiasan tadi”
            Mihyun hanya tersenyum polos, karena ceroboh melupakan penutup kepalanya yang tertinggal di toko perhiasaan tadi. Kyuhyun melepaskan penutup kepalnya dan meletakkannya pada kepala Mihyun.
            “eoh, kenapa kau memberikannya padaku ?”
            “jika seorang lelaki tanpa rambut, itu masih biasa. Tapi, jika seorang wanita tanpa rambut, apa itu hal biasa ?”
            Mihyun hanya tersenyum manis, lalu mengecup pipi Kyuhyun dan mulai melahap ramen yang sudah sedari tadi merayu untuk dimakan. Kyuhyun hanya tersenyum geli menatap gadis yang sudah mengisi hatinya 4 tahun ini.
            “makanlah pelan - pelan, jangan sampai tersedak”
************************
            KREKKK
            “Kyuhyun~ya apa kau didalam ?”
            Mihyun menyembulkan wajahnya pada pintu ruangan kerja di Rumah Sakit terkemuka Seoul itu.
            “masukkan badanmu juga atau kau ingin terjepit pada pintu ruanganku”
            Mihyun tersenyum, lalu perlahan – lahan menghampiri Kyuhyun, memeluk leher lelaki itu dari arah belakang dan mengecup pipi lelaki itu sebagai pengganti kata selamat pagi.
            “mianheyo, tak membalas pesanmu tadi pagi. Aku lupa mengcharger Handphoneku”
            “tak apa. Ada apa kau kemari ?”
            “tadaaa”
            Mihyun menunjukkan bekal makanan yang Ia buat dengan susah payah pagi ini, dengan mengorbankan seluruh jari – jari lentiknya tergores oleh tajamnya pisau. Kyuhyun menatap bekal makanan itu, tersenyum, tentu. Namun sedetik kemudian berubah ketika melihat tangan gadis-nya yang penuh dengan perban kecil bergambar bintang – bintang.
            “apa yang kau lakukan pada jari – jarimu, eoh ?”
            Kyuhyun meletakkan bekal makanan itu, lalu menarik Mihyun pada pangkuannya. Mihyun hanya menurut dan duduk dipangkuan Cho Kyuhyun, Gadis itu hanya murung melihat wajah Kyuhyun yang terlihat marah.
            “apa kau tak suka jika aku memasakkan makanan untukmu ?”
            “bukan masalah pada kau membuatkan masakan untukku. Tapi, apa harus kau mengorbankan jari – jarimu ? jika seperti ini terus, aku akan melarangmu memasakkan makanan untukku”
            “Maafkan aku. Pisau itu sangat tajam dan sangat menyebalkan”
            “ck~ lain kali berhati – hatilah dalam menggunakan benda tajam, lepaskan perban itu, aku akan mengobatinya”
            “tidak, pasti sakit. Aku tidak mau, lagipula eomma sudah mengobatinya”
            Kyuhyun berdiri dari kursinya, lalu mendudukkan gadisnya dikursi kerjanya itu. Kyuhyun berjalan menuju tempat P3K ruangannya dan dengan perlahan lelaki itu mulai mengobati jari – jari gadisnya. Mihyun hanya terdiam menatap lelaki dihadapnnya itu.
            “Kyu, apa kau setampan ini, jika sedang mengobati pasienmu ?”
            “entahlah. Aku tak pernah bertanya tentang hal itu pada mereka”
            “aku iri dengan mereka yang setiap hari diobati olehmu” Kyuhyun hanya tersenyum, kemudian berakhirlah luka itu dengan perban yang lebih baik untuk menutupinya, Kyuhyun mengakhir pengobatan gratisnya itu dengan kecupan, Mihyun hanya tersenyum diperlakukan seperti itu.
            “hanya obat tambahan agar lekas sembuh”
            “apa kau selalu memberikan obat gratis itu pada setiap pasien wanita ?”
            “hanya pasien wanita dihadapanku ini saja yang kuberi obat terampuh itu”
            Mihyun tersipu malu akan perkataan kekasihnya itu. Mihyun bangun dari kursi kerja Kyuhyun dan mulai membuka bekal makanan yang Ia bawa.
            “Kajja Kyu, ayo makan siang bersama”
            “baiklah”
********************
            “Kyuhyun~ah, kita akan kemana ?”
            “ruang mayat !”
            “MWOYA ?”
            Mihyun berhenti sebentar dengan perkataan Kyuhyun yang mengakibatkan Kyuhyun juga ikut berhenti, lelaki itu tersenyum dalam hati, Ia tahu sekali bahwa gadisnya ini sangat benci sesuatu yang berbau mistis.          
            “waeyo ? tidak jadi ikut ?”
            “kau serius Kyu, maksudku, kau tahukan ?”
            “kuanggap kau tidak jadi ikut”
            “YAKKKK”
            Mihyun berlari mengajar Kyuhyun, lalu mendekap lengan lelaki itu. Kyuhyun hanya tersenyum senang melihatnya. Hari ini, akhirnya Ia bisa mengerjai gadisnya itu.
            “kenapa ?”
            “kau ingin mengerjaiku, eoh ?”
            “untuk apa mengerjaimu, gadis pendek”
            “YAKKK~ aku ini tinggi hanya saja kau yang terlalu berlebihan dalam memiliki tinggi tubuh”
            “kkk~ itu alasan macam apa Nyonya Cho” Kyuhyun mencubit hidung mancung Mihyun dengan gemas, sedang gadis itu hanya mempoutkan bibirnya, tanda kesal.
            “Hey, Kyu”
            Seorang gadis cantik terduduk pada kursi roda itu menyapa Kyuhyun, Kyuhyun yang menjadi objek panggilan merasa tercengang melihat gadis yang tengah menyapanya itu.
            “Seohyun”
            “ne, anyeong. Apa kabar ?”
            “baik. Bagaimana denganmu ?”
            “seperti yang kau lihat. Menyedihkan bukan”
            Mihyun menatap heran gadis di kursi roda itu dan menemukan sebuah fakta bahwa Kyuhyun memang telah mengenal dekat pada gadis yang dipanggil Seohyun itu.
            “apa dia kekasihmu ?” Mihyun menatap Kyuhyun, menunggu jawaban.
            “bukan...Tapi, Ia gadis yang akan kujadikan masa depan” Kyuhyun tersenyum dan Mihyun hanya tersipu malu dengan pipi yang bersemu merah.
            “sangat bahagia menjadi dirimu” Seohyun menatap Mihyun penuh sedih dan hanya dibalas dengan senyum singkat oleh Mihyun.
            “Mihyun~ya lebih baik kita kembali keruanganku” Kyuhyun dan Mihyun membungkukkan badan dan mulai berjalan meninggalkan Seohyun yang sedang tersenyum lirih, menatap takdir yang kini tengah Ia terima.
            “Kyu, siapa gadis tadi ?” Mihyun menghentikan langkah Kyuhyun. Kyuhyun menatap Mihyun lirih, lalu memeluk gadis yang sangat Ia cintai itu.
            “dia Seohyun, mantan kekasihku” Mihyun yang berniat membalas pelukan Kyuhyun, seketika berhenti dan melamun.
            “kenapa kau hanya diam ?” Kyuhyun menangkup wajah Mihyun. Mata gadis itu kosong, itulah yang Kyuhyun dapat. Kyuhyun kembali mendekap gadisnya dengan erat, hingga seketika kesadaran gadis itu kembali lagi, lalu membalas pelukan Kyuhyun tak kalah erat.
            “kau tak memiliki perasaan lagi bukan padanya ?” Mihyun mengakhiri pelukan itu dan menatap Kyuhyun dalam. Kyuhyun mengangguk dengan tulus.
            “dan kau berjanji tak akan kembali padanya bukan ?” Kyuhyun diam. Tiba – tiba pertanyaan gadisnya itu membuat Ia bingung, entahlah. Mungkin kenangan 1 tahun bersama gadis bermarga Seo itu sedikit terulang lagi.
            Mihyun tersenyum lirih dan sedikit perlahan melepaskan dekapan tangan Kyuhyun.
            “tidak, dia hanyalah masa laluku. Tak ada lagi yang harus kurajut dengannya dimasa depan nanti” Kyuhyun memegang erat tangan Mihyun, menarik gadis itu menuju ruangan kerjanya.
*************************
            Pagi yang sangat dingin dimusim dingin. Salju – salju berwarna putih bersih itu berjatuhan dan kemudian terinjak dengan bekas yang terlihat dengan jelas. seorang gadis yang tengah duduk di sebuah kursi taman dengan baju hangat yang membuat tubuhnya terlihat lebih lebar.
            Gadis itu terus melengok sekelilingnya, berharap lelaki yang mengajaknya bertemu hari ini datang dengan secepatnya. Shin Mihyun, Ia merentangkan tangan kanannya menggapai buliran berwarna putih dingin itu, kemudian meremasnya, melelehkannya. Tentu.
            “ Saranghaeyo Shin Mihyun ”
            Nada dering itu menandakan sebuah panggilan dari Kyuhyun, gadis itu mengangkat Handphonenya dengan senang.
            “yeoboseyo”
            “ yeoboseyo, Mihyun~ya. Mianhe aku tak bisa menepati janjiku untuk berkencan denganmu hari ini. Seohyun kambuh dan aku harus pergi menuju Rumah Sakit”
            Senyum gadis itu memudar
            “baiklah, tak apa. Aku akan langsung pulang. Berhati – hatilah dijalan Kyu. Kudengar akan ada badai salju hari ini”
            “Ya, tentu. Kau berhati – hatilah. Aku mencintaimu”
            “Aku juga”
            Mihyun mengakhiri percakapan telefon itu, lalu memasukkan handphonenya kedalam tas sandangnya. Kemudian berjalan pulang diiringi dengan dinginnya salju. Padahal hari itu gadis manis itu berniat akan memberikan kalung yang Ia beli saat di Myeongdong.
********************
            Mihyun siang itu, mendatangi Rumah Sakit tempat Kyuhyun bekerja untuk memberikan makan siang padanya.
            “Kyu, apa kau didalam ?” Mihyun menyembulkan wajah puithnya pada pintu ruangn tersebut. Gadis itu diam untuk beberapa saat dan mulai memasuki ruangan tersebut setelah merasa tak mendapat jawaban.
            “Kyuhyun~ya apa kau didalam ?” Mihyun mulai mencari Kyuhyun disegala penjuru ruangan terebut dan menemukan kenyataan bahwa ruangan itu kosong. Gadis itupun keluar dari ruangan tersebut dan mencoba mencari keberadaan Kyuhyun diruangan pasien.
            “Kyunnie~ya apa kau tak mencintaiku lagi ?” Mihyun menghentikan langkahnya ketika secara tidak sengaja mendengar nama kekasihnya itu dipanggil.
            “maksudmu ?”
            “aku tahu, gadis itu hanya pelarianmu sajakan ?” Mihyun menatap Kyuhyun dan gadis bernama Seohyun itu yang tengah berbincang dar balik kaca pintu ruangan tersebut.
            “apa maksud perkataanmu Nyonya Seo ?” Kyuhyun mengerutkan matanya, Ia merasa kesal dengan pertanyaan mantan kekasihnya itu.
            “kau tak benaar – benar mencintainyakan ? bukankah kau pernah berkata padaku bahwa cintamu hanya untukku”
            “bukankah itu dulu. Anggaplah itu hanya bualan semata”
            “Kyu” Kyuhyun menatap gadis itu dan secara tiba –tiba gadis bermarga Seo itu mengecup pipi Kyuhyun.
            “a...apa yang kau lakukan ?” Kyuhyun membulatkan matanya, terkejut.
            “kau masih mencintaiku, lihat saja kau tak memberontak ketika kucium” Mihyun menangis, tentu saja. Gadis mana yang tak akan menangis ketika melihat kekasihnya tengah berciuman dengan wanita lain. Mihyun menghapus air matanya, lalu berjalan pergi meninggalkan tempat itu. Gadis itu kini membutuhkan waktu sendiri.
*****************************
            “Cho Kyuhyun”
            “ya ahjussi”
            “bolehkah aku meminta bantuan padamu ?” Lelaki tua itu menatap Kyuhyun, Kyuhyun hanya menatap coffe dihadapannya tanpa membalas tatapan lelaki paruh baya itu.
            “ya, jika aku bisa”
            “berpura – puralah mencintai Seohyun dan jalinlah sebuah hubungan dengannya”
            “MWO ?” Kyuhyun membulatkan matanya. Bukankah, lelaki tua  ini tahu bahwa Ia telah memiliki kekasih, kenapa pertanyaannya seperti itu.
            “bukankah anda tahu bahwa aku memiliki kekasih”
            “yah, ku mohon hanya untuk hari – hari terakhirnya saja. Bisakah ?” Kyuhyun menundukkan wajahnya, memgang Handphone bermerek miliknya dan menatap wallpaper diHandphone itu. Mihyun dengannya yang sedang tersenyum senang, ketika berlibur keJepang pada musim semi.
            Kyuhyun memikirkan kembali seluruh kenangan yang Ia rajut dengan Mihyun, ketika mereka berlibur keJepang dan China. Ia tak ingin kenangan itu tiba – tiba rusak hanya karena sebuah sekrip yang tengah dibuat oleh lelaki tua bermarga Seo itu. Kyuhyun mendonggakkan wajahnya.
            “maaf tuan Seo aku tak bisa. Kurasa dengan hubungan dalam bentuk dokter dan pasien saja itu terasa sedikit berat bagiku. Permisi” Kyuhyun membungkukkan badannya, lalu pergi meninggalkan lelaki tua yang tengah murung dengan tolakan Kyuhyun.
*************************
            “bisakah kau membantuku, kumohon Nona” Gadis dalam balutan jaket tebalnya itu menundukkan badan, bernafas dengan kasar, sehinggan muncul asap – asap putih disekitar hidungnya yang kemudian menghilang.
            “bisakah ?” Lelaki tua dihadapan gadis itu berlutut dibawah kaki gadis manis itu. Mihyun mengangkat wajahnya dan menarik JooKyung untuk duduk kembali ditempatnya.
            “akan ku pertimbangkan lagi ahjussi. Aku tak mungkin mengambil keputusan tanpa persetujuan Kyuhyun” Mihyun tersnyum dan membungkukkan badannya yang kemudian meninggalkan lelaki tua bermarga Seo itu.
**************************
            Siang itu. Waktu menunjukkan pukul 12 siang, waktu dimana seseorang harusnya menikmati makan siangnya dengan santai, namun pasangan manusia yang kini tengah duduk berhadapan itu sangat jauh berbeda dengan kata santai. Setiap moment romantis mereka kini tengah terbang entah berantah, hanya kekakuan yang ada diseluruh sistem organ tubuh mereka.
            “bagaimana bisa kau merelakanku ?”
            “Kyunie aku tak me...”
            “lalu apa. Membiarkanku kembali pada perasaan yang dulu ? kau tahu yan kau lakukan itu akan menyakitimu”
            “Kyu, dengarkan aku” Mihyun berteriak dengan air mata yang menetes di pipi putihnya. Kyuhyun yang tak kuasa melihat air mata itu hanya membuang muka kearah samping.
            “Kumohon, aku tahu bagaimana perasaan Seohyun. Hidup dengan tahun yang dapat terhitung, itu sudah cukup membuatnya tertekan apa lagi sekarang...Ia .... Ia dirawat oleh mantan kekasihnya” Mihyun membuang muka kearah samping, ketika Kyuhyun menatapnya sedih. Kantin Rumah Sakit itu kini hening, seluruh penjuru mata menatap nanar pada pasangan yang setiap hari mereka lihat selalu romantis, kini saling menangis.
            “tidak akan”
            “Kyunie. Jebal....kumohon. anggaplah kau lakukan ini bukan untuknya, tetapi untukku”
            “tidak akan. Sudah kukatakan tidak” Kyuhyun berteriak sangat kencang, mengakibatkan seluruh retina mata manusia dalam ruangan berukuran 50 x 50 meter itu menatap mereka.
            “Ku mohon” lirih Mihyun. Kyuhyun membuang muka bengis, menahan seluruh emosi dihatinya hingga beberapa detik Ia mulai kembali mendonggakkan wajah tampannya.
            “baiklah. Jika ini keinginanmu, akan kulakukan”
            Kyuhyun berjalan meninggalkan Mihyun dengan gontai, meremas seluruh jari – jari tangannya dan mata elang itu memerah menahan amarah yang begitu membuncah dihatinya, berpikir bahwa inikah akhir dari hubungan mereka, bertengkar hanya karena masa lalu yang tak berarti, Kyuhyun hanya tersenyum kecut dan pergi menuju ruangan kerjanya.
            Mihyun gadis itu menagis sesenggukan, menundukkan wajahnya yang berubah merah karena menahan rasa sedih sekaligus rasa dingin dihatinya. Entah kenapa penghangat ruangan pada kantin Rumah Sakit itu terasa tak berfungsi ditubuhnya atau karena rasa egonya yang takut akan kehilangan lelaki penghangat tubuhnya.
* * * * * * * * * * *
            Kringgg....kring...
            Senin
            “yeoboseyo”
            “Kyu apa kau sedang lenggang. Bagaimana jika kita makan siang bersama ?”
            “mianhe, hari ini aku akan melakukan check up pada Seohyun dan mungkin akan sampai sore”
            “oh begitu, baiklah. Anyeong saranghae”
            “anyeong nado”
            Selasa
            Kring....kring....
            “yeoboseyo”
            “Kyu malam ini apa kau sibuk ?”
            “ya. Malam ini aku akan ada pertemuan dengan keluarga Seo, kami akan membicarakan perkembangan Seohyun. Mianhe”
            “tak apa. Hati – hati dijalan. Aku mencintaimu”
            “ya. Aku juga mencintaimu”
            Rabu
            Kringgg..kringg...
            “mianhe, Mihyun~ya tiba – tiba Seohyun mengeluarkan batuk darah dan aku harus memeriksannya. Bisakah kau menelfonku nanti”
            “baiklah. Aku mencintaimu”
            “aku juga”
            Kamis
            To : Cho Kyuhyun-ku
            Kyu, apa kau sibuk nanti siang. Aku ingin datang memberikan makan sian untukmu.
            From : Cho Kyuhyun-ku
            Mianhe, aku sudah janjii dengan Seohyun untuk makan siang bersamanya. Mungkin lainkali kau bisa datang. Aku mencintamu
            To : Cho Kyuhyun-ku
            Baiklah. Aku juga mencintaimu
            Jumat
            “Kyu. Aku datang”
            “Mihyun~ya kenapa kau tak mengatakan padaku bahwa kau akan kemari ?”
            “aku hanya ingin memberikan makan siang untukmu”
            “letakkan diatas meja kerjaku. Hari ini aku akan mengantarkan Seohyun menuju dokter Rumah Sakit Di Seoul”
            “baiklah. Berhati – hatilah. Aku mencintaimu”
            “aku juga” Kyuhyun mengecup kening Mihyun, kemudian mulai berjalan meninggalkan Mihyun.
            Sabtu
            Kring....kring....
            “yeoboseyo”
            “Kyu, bagaimana kabarmu ?”
            “aku baik. Tunggu sebentar, bisakah kau menelfonku lain kali. Hari ini banyak sekali pasien yang datang”
            “baiklah. Anyeong”
            “anyeong”
            Minggu
            “Kyu apa hari ini kau libur ?”
            “ne, tapi, aku sudah ada janji untuk menemani Seohyun keLotte World. Mianhe”
            “tak apa, berhati – hatilah. Anyeong”
            “anyeong”
* * * * * * * * * * *
            Setiap hari ratusan es kecil berwarna putih itu berjatuhan, setiap hari mereka semakin banyak, setiap hari mereka semakin menumpuk, semakin hari rasa dingin itu semakin menyentuh tulang rusuk, dan setiap hari pula hati gadis yang tengah duduk dijendela kamar itu semakin terasa sesak. Entah kenapa gadis itu seperti tak memiliki semangat hidup.
            Setiap hari Mihyun menelfon Kyuhyun, namun Kyuhyun terus saja sibuk dengan gadis lain, Mihyun hanya tersenyum kecut menatap seluruh pesan yang Ia kirim untuk Kyuhyun. Inikah akhir dari hubungan mereka ?. Ia tahu ini adalah kesalahannya yang membiarkan Kyuhyun kembali pada masa lalunya seakan – akan Kyuhyun adalah boneka yang dapat Ia pindahkan seenaknya, tapi Ia pun kini merasakan sakit yang sama. Bahkan mungkin lebih dari itu.
            From : Cho Kyuhyun-ku
            Mianhe hari ini aku akan mengantarkan Seohyun check up di Rumah Sakir Seoul. Aku Mencintaimu.
            Sekali lagi gadis itu menatap pesan yang Kyuhyun kirimkan beberapa menit lalu, lalu tersenyum kecut. Kemudian membuang handphone itu asal.
            Bulshitt, kata – kata “ aku mencintaimu” setiap akhir mereka berhubungan terasa tak ada artinya kini. Inilah saatnya dimana titik jenuh itu gadis itu rasakan. Mihyun sudah memulai startnya dan sekarang Ia tahu bagaiman finish dari seluruh permainan memuakkan ini.
            Pada awalnya Mihyun berpikir tak akan separah ini jika lelakinya berakting menjalin hubungan dengan gadis bermarga Seo itu. Tapi, kini Ia salah, bahkan untuk berbicara selama 10 menit pun Kyuhyun tak memiliki waktu untuknya, mengenaskan atau menyedihkan. Kini Mihyun merasa bersalah dengan apa yang telah Ia putuskan pada waktu itu. Tapi, Ia ingat Ia sudah memulainnya dan Ia pun juga yang harus mengakhirnya meskipun terasa sakit.
            Mihyun menghampiri telfon rumah diatas nakas kamar tidurnya itu.
            “yeoboseyo”
            “......”
            “eomma aku merindukanmu. Bolehkah aku menjeput Eomma ke Roma”
            “........”
            “sudah kukatakan itu padanya dan Ia tidak keberatan”
            “...........”
            “tidak. Aku hanya mengatakn padanya bahwa aku merindukan Eomma. Sudahlah Eomma tunggu aku. Aku akan berangkat besok. Saranghae”
            “.........”
            Mihyun tersenyum getir dan meluai menyiapkan seluruh perlengkapan untuknnya tinggal di Roma, Yunani. Entahlah, apakah Ia akan menetap disana atau tidak ? Mihyun masih bingung, yang Ia inginkan sekarang adalah mendinginkan seluruh sistem saraf otaknya yang terlalu beku oleh lelaki itu.
* * * * * * * * * *
Esok harinya
            Mihyun mentap kearah belakang, sepi. Tak ada seorang pun yang akan menangisi kepergiannya. Sesak, memang. Namun, terasa lebih baik dibandingkan Ia menatap seluruh orang menangis hanya karena Ia pergi. Mihyun mengeluarkan I-Phone putihnya menatap nanar wallaper I-Phone-nya merubahnya menjadi wallpaper Ia dan Eommanya, lalu Ia juga merubah nama kontak Kyuhyun.
            To : Cho Kyuhyun
            Mianhe aku baru mengabarimu. Hari ini aku akan berangkat menuju Roma untuk menemui Eomma. Berhati – hatilah selama aku pergi, jaga dirimu baik – baik, jangan lupakan makan siang ataupun makan malam. Kyu, kurasa....kurasaa...hubungan ini kita akhiri sampai sini. Kurasa kau akan lebih bahagia dengan cinta pertamamu. Kau pernah dengar bahwa cinta pertama susah untuk dilupakan dan kurasa itu benar.
            Jangan mengkhawatirkan perasaanku. Aku baik – baik saja. Hiduplah rukun dengan Ahra eonni, jangan bertengkar hanya karena masalah kecil. Oh ya, jangan datang kebandar ne ! saat kau sampai sini mungkin aku sudah terbang melihat awan – awan diatas sana, kkkk~
            Kyunie Sarangahe. Jika kita berjodoh kita pasti akan bertemu kelak. Saranghae, Jeongmal Saranghaeyo :*
            Mihyun tersenyum menatap ketikan pesan itu, lalu mulai mengirim pesan itu pada Kyuhyun. Gadis itu membalikkan tubuhnya kembali menatap keramaian bandara kemudian tersenyum dan mulai bersiap memasuki pesawat.
            20 menit setelah pesawat Mihyun terbang Kyuhyun baru saja sampai pada Bandara dengan nafas yang masih terasa berat tiap detiknya. Kyuhyun menatap jadwal penerbangan pesawat dan memandang nanar pada baris ke 3 dari jadwal tersebut. Gadisnya telah pergi, meninggalkannya. Kyuhyun menangis menatap langit dari balik jendela kaca besar bandara itu, Ia membuka kembali Handphonenya dan menatap pesan terakhir dari kekasihnya itu.
            Jika kita berjodoh kita pasti akan bertemu kelak.”
            Dan Ia berharap itu memang benar. Kyuhyun mulai berjalan meninggalkan bandara dengan tangan yang memegang Handphone.
            From : Cho Kyuhyun
            Kuharap kita memang jodoh. Maaf telah melupakanmu beberapa hari ini. Jagalah kesehatanmu disana. Aku mencintaimu, sangat mencintai. Jeongmal Saranghaeyo :*
            Kuharap kau membaca pesan ini.
THE END