Sunday 18 May 2014

Can I Love Again



Title : Can I Love Again
Genre : Sad
Rated : 13+
Main  Cast :
            Shin Lihyun
            Cho Kyuhyun
Recommended Songs : Davichi feat 4men – Can I Love Agian
Disclaimer : FF ini hasil inspirasi saya sendiri. DON’T COPAS, RCL dibutuhkan Happy Reading ^-^.

            @Seoul, Korea Selatan

            Hujan, tangisan alam yang akan berhenti ketika cahaya kuning itu datang menghampiri, tenggelam dalam bahagianya senyum sang surya. Hitam berubah menjadi putih dan kelam berubah menjadi terang benderang. Alam, sebagian dari dunia memang memiliki keajaiban tersendiri bagi manusia, tak mudah ditebak, hanya mengira.
            Diterik panas matahari, setelah dunia lelah menangis. Sosok tampan berbalut coat biru tua itu berjalan dengan lunglai. Tak peduli dimana ia berada, tak peduli bersama siapa ia, tak peduli berapa kali Ia menabrak orang, tak perduli betapa lumpuhnya hati dan pikirannya, sosok itu merasa seluruh poros hidupnya hancur, hancur tak berkeping. Tanpa sepuing sisa sedikitpun.
-ooOoo-
            “rasakan ?” lelaki tampan yang kini tengah memegang pergelangan gadis -dihadapannya- dengan begitu perlahan, menuntun tangan – tangan halus itu menuju wajahnya. Merasakan mata indahnya, hidung mancungnya, bibir penuhnya, dan juga rahang tegasnya. Gadis itu tersenyum.
            “oppa tampan” Kyuhyun tersenyum hangat.
            “benarkah ? kau pasti bergurau” Lihyun tertawa renyah mendengar ucapan Kyuhyun dan tetap memegang wajah Kyuhyun dengan teramat hati – hati.
            “Changmin oppa memiliki rahang hampir sama seperti oppa dan kurasa oppa juga memiliki banyak fans wanita seperti Changmin oppa” Ucapnya dengan pelan, Kyuhyun yang melamun terus menatap wajah gadisnya tanpa sekalipun berniat membalas ucapannya, mata indah itu selalu kosong setiap harinya.
            “aku ingin melihat pelangi oppa ?” sentak Lihyun membangunkan Kyuhyun dari lamunannya. Lelaki itu hanya tersenyum kecut mendengar ucapan gadis dihadapannya itu.
            “kau akan merasakannya, secepatnya” kuharap, lanjutnya membatin dan hanya di jawab senyum oleh gadisnya.
            “kurasa sampai kapanpun tak akan pernah. Gelap dan dingin adalah alam yang kurasakan”
            SREKKK
            “kau tak perlu menatap pelangi. Cukup memelukku maka kau akan merasakan bagaimana bahagia dan hangatnya ketika kau menatap pelangi” gadis itu tersenyum hangat dan mengeratkan pelukannya.
-ooOoo-
            Sosok lelaki rapuh itu duduk, duduk diantara ribuan dedaunan yang menguning, yang kemudian rapuh ketika dengan santainya orang – orang menginjaknya. Ia tersenyum miring menatap dedaunan itu, kenapa daun itu begitu tepat menganalogikan perasaannya. Tanpa diaba – aba lelaki itu terjatuh dan kemudian menangis.
            Diam dari seluruh kata – kata yang Ia miliki, semua kalimat menguap bersama air disungai itu. Menangis seakan satu hal yang mampu sosok itu lakukan, diam seakan semua memang tak memiliki kelanjutan lagi. Masa lalu, seakan mengkekangnya, mengikatnya dan tak membiarkan sosok tampan itu maju satu ataupun dua langkah darinya.
-ooOoo-
            Rintikan yang perlahan dan perlahan semakin menumpuk dikaca itu, mengembun dibaliknya dan memberikan hawa dingin bagi sebuah tangan yang tengah terpaku dikaca itu. Gadis yang tengah meletakkan tangan itu tersenyum samar, merasakan hawa dingin ditangannya.
            “sedang apa ?” seketika gadis itu tercengang mendengar sapaannya. ‘melamun lagi’
            “tidak. Oppa tidak bekerja ?” gadis itu mengadahkan wajahnya, mencoba mencari celah dari dunia hitamnya, berharap ada secercah cahaya didunia hitam itu, namun fakta berbanding terbalik.
            “oppa libur. Ingin menemanimu” Kyuhyun tersenyum memandang wajah berseri Lihyun. ‘oppa berbohong. Aku tahu, oppa dipecat. Karnaku’ lihyun menundukkan wajahnya, berharap mata bodohnya itu tak akan mengeluarkan air mata lagi.
            “kau menangis ?”
            “berhenti berbohong padaku oppa” tangan itu berjalan, perlahan memegang pipi halus itu, menelusupkan kehangatan pada sang pemilik tubuh. Gadis itu mengangkat wajahnya dan terpangpanglah dua buah tetes air dikedua sisi pipi gadis itu.
            “anio, oppa tak pernah berbohong padamu”
            “kau dipecatkan oppa dan itu semua karna kau terlalu sering merawatku”
            SREKKK
            “sekalipun ratusan perusahaan menolak ataupun memecatku, asal kau dapat tersenyum. Itu semua bukanlah sebuah halangan bagiku. Karena sesungguhnya kekayaan yang kumiliki dan paling berharga hanyalah kau” Kyuhyun menangis dalam pelukan itu, tanpa suara. Merutuki bagaimana takdir pedih yang Ia terima begitu menyesakkan baginya dan orang dipelukannya.
-ooOoo-
            Kyuhyun menangis, dengan suara yang begitu memekakkan. Tak perduli bagaimana orang berpikiran tentangnya, baginya seluruh perkataan mereka tak ada artinya, kehidupannya pun seakan tak ada artinya. Bukankah sudah jelas, kini poros kehidupannya sudah musnah. Kekayaan dan barang berharganya sudah lenyap. Takdir, kini sosok itu benar – benar marah akan takdir yang Ia terima.
            “takdir, hal bodoh. Aku benci pada takdir. Kenapa ? kenapa ?” Raungan teririsnya, memakakkan hati. Tangisannya seakan sebuah jarum yang tengah mengalir menusuk relung hati terdalamnya.
-ooOoo-
            Obat – obatan yang tengah berderet disetiap ujung ruangan, seakan telah menjadi pengharum ruangan bebas ditempat bernuansa putih itu. Disisi lain, tengah terdengar suara tangis bayi, senyum bahagia beberapa keluarga, tangis sedih menyayat dari beberapa orang, derap kakek dalam tongkat besinya dan banyak sekali aktifitas dalam gedung itu.
            “kurasa tak ada jalan lain. Kanker di saraf matanya telah menyebar pada saraf – saraf otaknya dan kemungkinan besar gadis itu akan mengalami kelumpuhan total” Jelas dokter itu dengan begitu lemah. Kata – kata perlahan itu seakan tengah menjadi batu besar yang telah menindihi lerung hati Kyuhyun. Lelaki itu hanya termenung dalam diamnya, pikirannya kosong.
            “apa tak ada cara lain, dok ?” Kyuhyun menatapkan lensa matanya pada sosok berwibawa dihadapannya dan dibalas gelengan kepala olehnya.
            Sedih, bukan. Bukan itu perasaan yang Kyuhyun rasakan. Yang kini tengah Ia rasakan adalah kecewa, kecewa terhadap dirinya sendiri yang tidak bisa menjaga gadis yang sangat dicintainya itu. Kyuhyun berdiri dari duduknya dan memberi salam hormat pada Dokkter, kemudian berlalu dari ruangan itu. Menangis seakan hanya satu – satunya cara yang dapat Ia lakukan, Ia menghampiri Lihyun dengan gontai dan mulai berjalan dengan kuatnya ketika Ia beradius 5 meter dari gadis dengan gaun putih itu.
            Lihyun yang memang sudah tahu kejadian apa yang telah terjadi hanya mencoba terlihat tegar, gadis itu berjalan menghampiri Kyuhyun setelah merasakan parfum lelaki itu. Tangan gadis itu terulur untuk mengusap lerningan air mata di pipi yang mulai tirus itu.
            “aku kuat oppa, percayalah. Aku akan tetap hidup sampai kapanpun. Uljima” gadis itu tersenyum hangat dalam ucapannya dan kemudian memeluk Kyuhyun, menenangkan lelaki itu. Mencoba menguatkannya dengan apa yang terjadi.
            “kenapa semua terjadi padamu ? kenapa tidak denganku ?” Kyuhyun menangis dengan keras. Lelaki yang selama ini Lihyun lihat begitu kuat, kini berubah begitu lemah.
            “mungkin Tuhan lebih menyanyangiku sehingga Ia ingin sekali bertemu denganku. Sudahlah bukankah setidaknya aku masih bisa melihatmu untuk esok..esoknya lagi..esoknya lagi...dan esoknya lagi” Lihyun melepaskan pelukannya dan memasang wajah tegarnya, walau sebenarnya Ia tidak yakin dengan ucapannya.
            “oh ya oppa, bukankan lusa adalah ulang tahunmu. Bagaimana jika kita merayakannya hanya berdua” Ucap Lihyun dengan jemarinya yang tengah bergeliut lemah di wajah sedih Kyuhyun. Kyuhyun hanya tersenyum dan mengangguk saja menanggapi permintaan yang tak akan Kyuhyun tahu apakah itu akhir dari segalanya atau tidak.
            “kajja, kita bersiap”
-ooOoo-
            Entah kenapa, tiba – tiba cuaca yang tadi begitu rindang dengan awan putih, kini berubah dengan awan hitam kelam yang kini tengah berjalan perlahan diatas langit dimana sosok yang kini tengah menangis itu tengah berpijak dan seketika hujan deras mengguyur.
            Ketika semua orang tengah berlari menghindari ratusan air itu, berbeda dengan sosok Cho Kyuhyun, Ia berdiri kini. air matanya telah terbumbuhi oleh derasnya air hujan. Sosok itu berjalan perlahan menuju pagar pembatas sungai itu. Lelaki itu berdiri di atas pembatas antara sungai dan jalan, kemudian menghirup udara begitu dalam.

            “inikah udara yang begitu kau cintai Lihyun~ah”
-ooOoo-
            “oppa cepatlah tiup lilinmu” Lihyun bertepuk tangan ketika begitu merasakan asap lilin yang telah Kyuhyun tiup. Kemudian mereka sibuk dengan kue ulang tahun itu.
            “bagaimana berdansa ?” ujar Kyuhyun. Lihyun hanya menatap Kyuhyun kosong sekilas dengan wajah tidak yakin apakah Ia bisa atau tidak.
            “aku yakin kau bisa” dengan langkah cepat Kyuhyun menarik tangan kurus gadis itu dan melangkahkan kakinya berirama dibawah cahaya bulan.
            “oppa. Jika aku pergi, carilah gadis yang baik nde ?”
            “kau tidak akan pergi”
            “berhenti bersikap egois. Aku tak akan selamnya disisimu oppa”
            “tetapi, kau selamanya berada dihatiku”
            “anio. Jika akuu pergi kau harus membuka hatimu”
            “berhenti bergurau, lawakanmu tidak lucu”
            “oppa. Kumohon ini permintaanku” tiba – tiba suara gadis itu melemah dan dengan sigap Kyuhyun memeluk Lihyun.
            “Lihyun~ah”
            “uljima, jangan menangisi kepergianku atau Aku tidak akan tenang. Carilah gadis yang baik untukmu oppa. Lupakan Aku, bukalah kehidupanmu yang baru, Jeongmal Saranghaeyo”gadis itu melemah detak jantung yang biasa Kyuhyun rasakan kini berhenti. Tak ada deru nafas yang Kyuhyun rasakan didadanya. Dadanya bergemuruh merasakan bahwa roh seseorang yang sangat Ia cintai kini pergi.
            “nado. Nado, Nado Jeongmal Saranghaeyo Shin Lihyun”
-ooOoo-
            “kenapa takdir tak pernah berpihak padaku ?” Teriak Kyuhyun diatas pembatas itu.
            “kenapa ? kenapa semua yangku sayangi pergi” Kyuhyun semakin memberanikan diri berdiri dipembatas itu, mencoba membunuh dirinya dengan terjun darisana. Namun, seketika pergerakannya berhenti, ketika sebuah tangan menggenggam tangannya dengan erat dan berteriak dengan begitu kencang seakan melawan suara derasnya hujan.
            “YAKKK~ BODOH KAU INGIN BUNUH DIRI. JANGAN LAKUKAN DISINI. CARILAH TEMPAT YANG SEPI JIKA KAU INGIN BUNUH DIRI. CIHHH~ DASAR MEREPOTKAN. AKU SUDAH TERLANJUR MELIHATMU. JADI, TURUNLAH DARI ATAS SANA”

-ooOoo-

            “Lihyun~ah, gomawo. Untuk semua kasih sayang yang kau berikan padaku. Kau tak sekalipun berubah. Kau tetap terletak didalam lubuk hatiku terdalam dan kini gadis itulah yang telah menutupi lubang kecil diluar hatiku. Gomawo telah merestuiku, Lihyun~ah saranghaeyo” Kyuhyun tersenyum pada sebuah gumpalan tanah kecil dihadapnnya.
            “APPA. Appa lama sekali, Hyun~ie sudah mengantuk. Eomma bilang Hyunie untuk tidak menghampiri Appa, tapi, Hyunie berlari dari Eomma dan menghampiri Appa” ucap gadis polos yang kini tengah berada dipelukan Kyuhyun, Kyuhyun tersenyum mendengar celotehan jujur gadis itu.
            “Hyun~ie kenapa kau kabur dari Eomma, eoh ?”
            “appa. Apa ini makam Shin Eomma” ujar Lihyun kecil tanpa perduli dengan pertanyaan Eommanya. Yah, Kyuhyun dan Jihyun telah berjanji akan mengajari Cho Lihyun untuk memanggil Shin Lihyun dengan sebuatan Eomma, Shin Eomma dan Lihyun kecil dengan senang hati menanggapinya.
            “anyeong, Shin Eomma. aku pernah melihat foto Shin Eomma dan Shin Eomma sangat cantik. Aku ingin seperti Shin Eomma” Celoteh Lihyun kecil tanpa henti dan hanya di balas senyum hangat oleh Kyuhyun dan Jihyun.
            “Hyunie kau bilang kau mengantuk. Kajja, pulang” ajak Kyuhyun.
            “ah, ne. Shin Eomma Hyunie pulang dulu, ne. Esok Hyunie janji akan kemari lagi dan menceritakan tentang teman – teman Hyunie yang nakal – nakal itu” Kyuhyun dengan cepat menggendong Lihyun kecil sebelum gadis itu mulai berceloteh lagi. Jihyun gadis itu masih tetap berdiri ditempat itu meskipun Kyuhyun dan Lihyun kecil telah pergi.
            “Lihyun~ssi, gomawo. Tanpamu mungkin aku tak akan menemukan sosok suami yang begitu baik sepertinya. Gomawo telah merestui kami”
THE END