Title
: Can I Love Again
Genre
: Sad
Rated
: 13+
Main
Cast
:
Shin Lihyun
Cho Kyuhyun
Recommended
Songs : Davichi feat 4men – Can I Love Agian
Disclaimer
: FF ini hasil inspirasi saya sendiri. DON’T COPAS, RCL dibutuhkan Happy
Reading ^-^.
@Seoul,
Korea Selatan
Hujan,
tangisan alam yang akan berhenti ketika cahaya kuning itu datang menghampiri,
tenggelam dalam bahagianya senyum sang surya. Hitam berubah menjadi putih dan
kelam berubah menjadi terang benderang. Alam, sebagian dari dunia memang
memiliki keajaiban tersendiri bagi manusia, tak mudah ditebak, hanya mengira.
Diterik
panas matahari, setelah dunia lelah menangis. Sosok tampan berbalut coat biru
tua itu berjalan dengan lunglai. Tak peduli dimana ia berada, tak peduli
bersama siapa ia, tak peduli berapa kali Ia menabrak orang, tak perduli betapa
lumpuhnya hati dan pikirannya, sosok itu merasa seluruh poros hidupnya hancur,
hancur tak berkeping. Tanpa sepuing sisa sedikitpun.
-ooOoo-
“rasakan
?” lelaki tampan yang kini tengah memegang pergelangan gadis -dihadapannya-
dengan begitu perlahan, menuntun tangan – tangan halus itu menuju wajahnya.
Merasakan mata indahnya, hidung mancungnya, bibir penuhnya, dan juga rahang
tegasnya. Gadis itu tersenyum.
“oppa
tampan” Kyuhyun tersenyum hangat.
“benarkah
? kau pasti bergurau” Lihyun tertawa renyah mendengar ucapan Kyuhyun dan tetap
memegang wajah Kyuhyun dengan teramat hati – hati.
“Changmin
oppa memiliki rahang hampir sama seperti oppa dan kurasa oppa juga memiliki
banyak fans wanita seperti Changmin oppa” Ucapnya dengan pelan, Kyuhyun yang
melamun terus menatap wajah gadisnya tanpa sekalipun berniat membalas ucapannya,
mata indah itu selalu kosong setiap harinya.
“aku
ingin melihat pelangi oppa ?” sentak Lihyun membangunkan Kyuhyun dari
lamunannya. Lelaki itu hanya tersenyum kecut mendengar ucapan gadis
dihadapannya itu.
“kau
akan merasakannya, secepatnya” kuharap, lanjutnya membatin dan hanya di jawab
senyum oleh gadisnya.
“kurasa
sampai kapanpun tak akan pernah. Gelap dan dingin adalah alam yang kurasakan”
SREKKK
“kau
tak perlu menatap pelangi. Cukup memelukku maka kau akan merasakan bagaimana
bahagia dan hangatnya ketika kau menatap pelangi” gadis itu tersenyum hangat
dan mengeratkan pelukannya.
-ooOoo-
Sosok
lelaki rapuh itu duduk, duduk diantara ribuan dedaunan yang menguning, yang
kemudian rapuh ketika dengan santainya orang – orang menginjaknya. Ia tersenyum
miring menatap dedaunan itu, kenapa daun itu begitu tepat menganalogikan
perasaannya. Tanpa diaba – aba lelaki itu terjatuh dan kemudian menangis.
Diam
dari seluruh kata – kata yang Ia miliki, semua kalimat menguap bersama air
disungai itu. Menangis seakan satu hal yang mampu sosok itu lakukan, diam
seakan semua memang tak memiliki kelanjutan lagi. Masa lalu, seakan
mengkekangnya, mengikatnya dan tak membiarkan sosok tampan itu maju satu
ataupun dua langkah darinya.
-ooOoo-
Rintikan yang perlahan dan perlahan
semakin menumpuk dikaca itu, mengembun dibaliknya dan memberikan hawa dingin
bagi sebuah tangan yang tengah terpaku dikaca itu. Gadis yang tengah meletakkan
tangan itu tersenyum samar, merasakan hawa dingin ditangannya.
“sedang apa ?” seketika gadis itu
tercengang mendengar sapaannya. ‘melamun lagi’
“tidak. Oppa tidak bekerja ?” gadis
itu mengadahkan wajahnya, mencoba mencari celah dari dunia hitamnya, berharap
ada secercah cahaya didunia hitam itu, namun fakta berbanding terbalik.
“oppa libur. Ingin menemanimu”
Kyuhyun tersenyum memandang wajah berseri Lihyun. ‘oppa berbohong. Aku tahu,
oppa dipecat. Karnaku’ lihyun menundukkan wajahnya, berharap mata bodohnya itu
tak akan mengeluarkan air mata lagi.
“kau menangis ?”
“berhenti berbohong padaku oppa”
tangan itu berjalan, perlahan memegang pipi halus itu, menelusupkan kehangatan
pada sang pemilik tubuh. Gadis itu mengangkat wajahnya dan terpangpanglah dua
buah tetes air dikedua sisi pipi gadis itu.
“anio, oppa tak pernah berbohong
padamu”
“kau dipecatkan oppa dan itu semua
karna kau terlalu sering merawatku”
SREKKK
“sekalipun ratusan perusahaan
menolak ataupun memecatku, asal kau dapat tersenyum. Itu semua bukanlah sebuah
halangan bagiku. Karena sesungguhnya kekayaan yang kumiliki dan paling berharga
hanyalah kau” Kyuhyun menangis dalam pelukan itu, tanpa suara. Merutuki
bagaimana takdir pedih yang Ia terima begitu menyesakkan baginya dan orang
dipelukannya.
-ooOoo-
Kyuhyun
menangis, dengan suara yang begitu memekakkan. Tak perduli bagaimana orang
berpikiran tentangnya, baginya seluruh perkataan mereka tak ada artinya,
kehidupannya pun seakan tak ada artinya. Bukankah sudah jelas, kini poros
kehidupannya sudah musnah. Kekayaan dan barang berharganya sudah lenyap.
Takdir, kini sosok itu benar – benar marah akan takdir yang Ia terima.
“takdir,
hal bodoh. Aku benci pada takdir. Kenapa ? kenapa ?” Raungan teririsnya,
memakakkan hati. Tangisannya seakan sebuah jarum yang tengah mengalir menusuk
relung hati terdalamnya.
-ooOoo-
Obat
– obatan yang tengah berderet disetiap ujung ruangan, seakan telah menjadi
pengharum ruangan bebas ditempat bernuansa putih itu. Disisi lain, tengah
terdengar suara tangis bayi, senyum bahagia beberapa keluarga, tangis sedih
menyayat dari beberapa orang, derap kakek dalam tongkat besinya dan banyak
sekali aktifitas dalam gedung itu.
“kurasa
tak ada jalan lain. Kanker di saraf matanya telah menyebar pada saraf – saraf
otaknya dan kemungkinan besar gadis itu akan mengalami kelumpuhan total” Jelas
dokter itu dengan begitu lemah. Kata – kata perlahan itu seakan tengah menjadi
batu besar yang telah menindihi lerung hati Kyuhyun. Lelaki itu hanya termenung
dalam diamnya, pikirannya kosong.
“apa
tak ada cara lain, dok ?” Kyuhyun menatapkan lensa matanya pada sosok berwibawa
dihadapannya dan dibalas gelengan kepala olehnya.
Sedih,
bukan. Bukan itu perasaan yang Kyuhyun rasakan. Yang kini tengah Ia rasakan
adalah kecewa, kecewa terhadap dirinya sendiri yang tidak bisa menjaga gadis
yang sangat dicintainya itu. Kyuhyun berdiri dari duduknya dan memberi salam
hormat pada Dokkter, kemudian berlalu dari ruangan itu. Menangis seakan hanya
satu – satunya cara yang dapat Ia lakukan, Ia menghampiri Lihyun dengan gontai
dan mulai berjalan dengan kuatnya ketika Ia beradius 5 meter dari gadis dengan
gaun putih itu.
Lihyun
yang memang sudah tahu kejadian apa yang telah terjadi hanya mencoba terlihat
tegar, gadis itu berjalan menghampiri Kyuhyun setelah merasakan parfum lelaki
itu. Tangan gadis itu terulur untuk mengusap lerningan air mata di pipi yang
mulai tirus itu.
“aku
kuat oppa, percayalah. Aku akan tetap hidup sampai kapanpun. Uljima” gadis itu
tersenyum hangat dalam ucapannya dan kemudian memeluk Kyuhyun, menenangkan
lelaki itu. Mencoba menguatkannya dengan apa yang terjadi.
“kenapa
semua terjadi padamu ? kenapa tidak denganku ?” Kyuhyun menangis dengan keras.
Lelaki yang selama ini Lihyun lihat begitu kuat, kini berubah begitu lemah.
“mungkin
Tuhan lebih menyanyangiku sehingga Ia ingin sekali bertemu denganku. Sudahlah
bukankah setidaknya aku masih bisa melihatmu untuk esok..esoknya lagi..esoknya
lagi...dan esoknya lagi” Lihyun melepaskan pelukannya dan memasang wajah
tegarnya, walau sebenarnya Ia tidak yakin dengan ucapannya.
“oh
ya oppa, bukankan lusa adalah ulang tahunmu. Bagaimana jika kita merayakannya
hanya berdua” Ucap Lihyun dengan jemarinya yang tengah bergeliut lemah di wajah
sedih Kyuhyun. Kyuhyun hanya tersenyum dan mengangguk saja menanggapi
permintaan yang tak akan Kyuhyun tahu apakah itu akhir dari segalanya atau
tidak.
“kajja,
kita bersiap”
-ooOoo-
Entah
kenapa, tiba – tiba cuaca yang tadi begitu rindang dengan awan putih, kini
berubah dengan awan hitam kelam yang kini tengah berjalan perlahan diatas
langit dimana sosok yang kini tengah menangis itu tengah berpijak dan seketika
hujan deras mengguyur.
Ketika
semua orang tengah berlari menghindari ratusan air itu, berbeda dengan sosok
Cho Kyuhyun, Ia berdiri kini. air matanya telah terbumbuhi oleh derasnya air
hujan. Sosok itu berjalan perlahan menuju pagar pembatas sungai itu. Lelaki itu
berdiri di atas pembatas antara sungai dan jalan, kemudian menghirup udara
begitu dalam.
“inikah
udara yang begitu kau cintai Lihyun~ah”
-ooOoo-
“oppa
cepatlah tiup lilinmu” Lihyun bertepuk tangan ketika begitu merasakan asap
lilin yang telah Kyuhyun tiup. Kemudian mereka sibuk dengan kue ulang tahun
itu.
“bagaimana
berdansa ?” ujar Kyuhyun. Lihyun hanya menatap Kyuhyun kosong sekilas dengan
wajah tidak yakin apakah Ia bisa atau tidak.
“aku
yakin kau bisa” dengan langkah cepat Kyuhyun menarik tangan kurus gadis itu dan
melangkahkan kakinya berirama dibawah cahaya bulan.
“oppa.
Jika aku pergi, carilah gadis yang baik nde ?”
“kau
tidak akan pergi”
“berhenti
bersikap egois. Aku tak akan selamnya disisimu oppa”
“tetapi,
kau selamanya berada dihatiku”
“anio.
Jika akuu pergi kau harus membuka hatimu”
“berhenti
bergurau, lawakanmu tidak lucu”
“oppa.
Kumohon ini permintaanku” tiba – tiba suara gadis itu melemah dan dengan sigap
Kyuhyun memeluk Lihyun.
“Lihyun~ah”
“uljima,
jangan menangisi kepergianku atau Aku tidak akan tenang. Carilah gadis yang
baik untukmu oppa. Lupakan Aku, bukalah kehidupanmu yang baru, Jeongmal
Saranghaeyo”gadis itu melemah detak jantung yang biasa Kyuhyun rasakan kini
berhenti. Tak ada deru nafas yang Kyuhyun rasakan didadanya. Dadanya bergemuruh
merasakan bahwa roh seseorang yang sangat Ia cintai kini pergi.
“nado.
Nado, Nado Jeongmal Saranghaeyo Shin Lihyun”
-ooOoo-
“kenapa
takdir tak pernah berpihak padaku ?” Teriak Kyuhyun diatas pembatas itu.
“kenapa
? kenapa semua yangku sayangi pergi” Kyuhyun semakin memberanikan diri berdiri
dipembatas itu, mencoba membunuh dirinya dengan terjun darisana. Namun,
seketika pergerakannya berhenti, ketika sebuah tangan menggenggam tangannya
dengan erat dan berteriak dengan begitu kencang seakan melawan suara derasnya
hujan.
“YAKKK~
BODOH KAU INGIN BUNUH DIRI. JANGAN LAKUKAN DISINI. CARILAH TEMPAT YANG SEPI
JIKA KAU INGIN BUNUH DIRI. CIHHH~ DASAR MEREPOTKAN. AKU SUDAH TERLANJUR
MELIHATMU. JADI, TURUNLAH DARI ATAS SANA”
-ooOoo-
“Lihyun~ah,
gomawo. Untuk semua kasih sayang yang kau berikan padaku. Kau tak sekalipun
berubah. Kau tetap terletak didalam lubuk hatiku terdalam dan kini gadis itulah
yang telah menutupi lubang kecil diluar hatiku. Gomawo telah merestuiku,
Lihyun~ah saranghaeyo” Kyuhyun tersenyum pada sebuah gumpalan tanah kecil
dihadapnnya.
“APPA.
Appa lama sekali, Hyun~ie sudah mengantuk. Eomma bilang Hyunie untuk tidak
menghampiri Appa, tapi, Hyunie berlari dari Eomma dan menghampiri Appa” ucap
gadis polos yang kini tengah berada dipelukan Kyuhyun, Kyuhyun tersenyum
mendengar celotehan jujur gadis itu.
“Hyun~ie
kenapa kau kabur dari Eomma, eoh ?”
“appa.
Apa ini makam Shin Eomma” ujar Lihyun kecil tanpa perduli dengan pertanyaan
Eommanya. Yah, Kyuhyun dan Jihyun telah berjanji akan mengajari Cho Lihyun
untuk memanggil Shin Lihyun dengan sebuatan Eomma, Shin Eomma dan Lihyun kecil
dengan senang hati menanggapinya.
“anyeong,
Shin Eomma. aku pernah melihat foto Shin Eomma dan Shin Eomma sangat cantik.
Aku ingin seperti Shin Eomma” Celoteh Lihyun kecil tanpa henti dan hanya di
balas senyum hangat oleh Kyuhyun dan Jihyun.
“Hyunie
kau bilang kau mengantuk. Kajja, pulang” ajak Kyuhyun.
“ah,
ne. Shin Eomma Hyunie pulang dulu, ne. Esok Hyunie janji akan kemari lagi dan
menceritakan tentang teman – teman Hyunie yang nakal – nakal itu” Kyuhyun
dengan cepat menggendong Lihyun kecil sebelum gadis itu mulai berceloteh lagi.
Jihyun gadis itu masih tetap berdiri ditempat itu meskipun Kyuhyun dan Lihyun
kecil telah pergi.
“Lihyun~ssi,
gomawo. Tanpamu mungkin aku tak akan menemukan sosok suami yang begitu baik
sepertinya. Gomawo telah merestui kami”
THE
END