Wednesday 13 January 2016

Autumn Sleeves



Soranhi nal seuchyeoganeun baramgyeori seoneulhaejyeo
( Ketidakpastian menghinggapi ku, membuat
angin terasa sejuk )
Utjangeul yeoreo gin pareul ggeonaeboda
( Daripada membuka lemari tuk mengambil
baju lengan panjang )
Itgo jinaen gieogdeuri han umkeum nal chajawaseo
( Kenangan yang kulupa datang kembali )
Deolkeog nunmuri nae apeul da garinda
( Ku tutupi air mata yang ada didepan wajahku )

            “Aku mencintamu Kyu Hyun~ah” Seru gadis cantik itu dalam balutan gaun putihnya. Terlihat jelas sesosok lelaki disebrangnya tengah terdiam ditempatnya, tanpa mampu melakukan hal apapun. Kaki jenjang lelaki itu sama sekali tak mampu untuk melangkah barang sejengkal pun.  Bahkan kini air matanya perlahan menetes, menagisi kebodohannya.
            “Hentikan tangismu, eoh”
            Sekali sentak, lelaki dalam balutan jas resmi itu bangun dari mimpi buruknya. Untuk kesekian kalinya ia harus memimpikan hal yang sama, sosok yang sama, dan dalam keadaan yang sama dan ia benci untuk menyadari itu.
            Peluh terlihat mengalir deras di dahi putih lelaki itu. Matanya perlahan sayu, kembali teringat akan mimipinya. Perlahan tangannya dengan gusar mengusap peluh diwajahnya, yang kemudian menarik kasar helaian rambut cokelatnya.
            “Kenapa selalu seperti ini” Pekiknya kesal. Dengan emosi penuh, ia melemparkan Handphone miliknya kearah diding dihadapannya, kemudian menjerit sekencang – kencangnya disana.
            Beberapa menit berlalu. Hingga perasaan tenang mulai menyinggapi hati Cho Kyu Hyun. Ia mulai berjalan memasuki kamar mandi dan bersiap untuk membersihkan diri. Namun yang terjadi bukanlah kegiatan tersebut. Lelaki itu bahkan lebih melilih menatapi tubuhnya yang berbalut jas resmi dengan pandangan sinis dan jijik.
            “Bahkan aku tak pantas mendapatkan ini” Sinisnya pada tubuhnya sendiri.

Taeyeonhan cheog gwaenchanheun cheog
geureohge sarattdeon geolgga
( Apakah aku berpura-pura seolah tak
perhatian, berpura-pura baik baik saja? )
Apeun gieogi dasi gogaereul deunda
( Kenangan menyakitkan membuatku tertunduk
Lagi )

            “Kau melamun lagi Cho Kyu Hyun ?” Tanya Choi Si Won. Kyu Hyun tersenyum mendengarnya, kemudian menggeleng sebagai balasannya. Ia menarik segelas jus stroberi di meja bundar itu.
            Sejujurnya Kyu Hyun tak sama sekali menyukai buah tersebut, namun entah kenapa tubuhnya selalu ingin memesan jus buah itu. Mungkin karena dengan jus itu sisi dalam tubuhnya akan terasa kembali pada pemiliknya.
            “Kau masih memikirkannya ? Bahkan ini sudah 3 tahun berlalu Cho Kyu Hyun” Ujar Si Won khawatir dan kembali Kyu Hyun hanya menanggapinya dengan sebuah senyuman.
            “Aku tak ingin melupakannya Hyung” Balas Kyu Hyun berusaha tegar, walau dilihat dari sisi manapun lelaki itu selalu terlihat rapuh, sejak 3 tahun terakhir ini.
            “Setidaknya kau harus membuka hatimu” Saran Si Won. Kyu Hyun menggeleng dan tertawa hambar mendengarnya.
            “Tak semudah itu Hyung. Bahkan aku senang dan ingin tetap seperti ini hingga maut datang padaku” Si Won tersenyum miring mendengar penuturan sahabat yang sudah ia anggap adik itu. Tangan kekarnya perlahan menepuk pelan pundak Kyu Hyun.
            “Terserah apa yang akan kau lakukan Kyu Hyun~ah.” Ujar Si Won. Ribuan kali lelaki itu meningatkan Kyu Hyun untuk mencari wanita lain. Namun tetap, tampaknya lelaki berambut cokelat bermarga Cho itu lebih bahagia dengan kesendiriannya saat ini dan seterusnya. Mungkin ia bahagia dalam aliran masa lalunya.
            “Asal kau perlu tahu Kyu Hyun~ah. Tak masalah jikapun kau lelaki. Meskipun kau ingin bercerita, maka berceritalah ataupun kau ingin menangis, maka menangislah. Tak semua masalah kehidupan didunia ini dapat kau terus tutupi dengan senyuman palsumu itu” Imbuh Si Won dengan nasihatnya dan Cho Kyu Hyun hanya menunduk mendengarnya. Senyum miring merekah dibibir tebalnya. Sampai beberapa detik kemudian ia menengadahkan kepala, lalu menatap kesisi langit – langit dunia. Ia tersenyum kearah Si Won. Kali ini sebuah senyuman tulus dan Si Won cukup tahu akan hal itu.
            “Terima kasih Hyung. Aku harus pergi, Aku ada kelas sekarang” Elak Kyu Hyun yang kemudian berlari meninggalkan Si Won seorang diri dalam kekhawatiran yang Kyu Hyun ciptakan.
            “Kau benar – benar berharga dimata Kyu Hyun hingga saat ini”

Jeomjeom seonmyeonghaejyeo dahji anheul
neoeui useum sori
( Gelak tawa mu menjadi terdengar begitu
Jelas )
Gadeug nae maeumeul chaeul ddaemyeon
( Saat kau memenuhi seluruh hatiku )

            “Kyunie~ya, kau harus coba ini. Ayo buka mulutmu” Perintah Mi Hyun dengan sebuah sosis pedas dihadapan Kyu Hyun.
            Dengan polos, lelkai itu menuruti perintah Mi Hyun untuk membuka mulutnya. Perlahan pipi chubby Kyu Hyun mengunyah makanan yang di berikan Mi Hyun dengan pelan, hingga kemudian matanya terbelalak karena kepedasan.
            “Haha.” Gelak Tawa Mi Hyun terdengar di pinggir jalan itu, membuat beberapa pejalan kaki mentapnya aneh sekaligus sinis. Namun Kyu Hyun tak  begitu perduli untuk menegurnya. Ia lebih memilih untuk menyibukkan diri mencari air minum. Lidahnya perlu diselamatkan.
            “Kau mengerjaiku Mi Hyun~ssi” Sentak Kyu Hyun emosi setelah berhasil meminum sebotol air minum yang dijual disisi kedai pinggir jalan itu. Rasa pedanya perlahan mulai hilang dan lelaki itu berniat membalaskan dendamnya pada gadis nakal bernama Shin Mi Hyun itu.
            Mendengar pekikan Kyu Hyun, dengan spontan Mi Hyun menghentikan tawanya. Satu langkah, dua langkah ia memundurkan tubuhnya. Namun yang tak diduga oleh gadis itu adalah bahwa Kyu Hyun sendiri menyadari akan pergerakannya.
            “Sejak kapan kau berani mengerjaiku, eoh”
            Semakin dekat, Kyu Hyun menghimpit tubuh Mi Hyun di batas jembatan sungai Han. Mi Hyun yang mulai merasa gugup hanya mampu memutar kedua lensa matanya asal. Gadis itu tak tahu harus melakukan apa. Ia benar – benar dalam keadaan yang tak termaafkan kali ini.
            “Tidak. Kupikir kau suka dengan sosis pedas itu. Makanya aku menawarimu” Elak Mi Hyun asal. Kyu Hyun mengernyit mendengarnya, senyum miring penuh jail terpatri dibibir tebalnya.
            “Benarkah ?” Mi Hyun mengangguk dengan cepat, ketika merasakan wajah Kyu Hyun yang semakin maju, mendekati wajahnya.
            Dua centi
            Satu centi
            JDERRR
            Kembang api dari perayaan festival musim gugur pun memeriahkan rasa gugup Mi Hyun. Dengan spontan ia mendorong tubuh Kyu Hyun dan membalikkan tubuhnya untuk menatap kembang api yang mulai menghiasi langit malam kota Seoul.
            Kyu Hyun tersenyum geli melihatnya. Bahkan ia masih merasakan betapa kerasnya detak jantung gadis itu dan seberapa gugupnya gadis itu, ketika ia mendekatkan dirinya. Ia kembali medekati diri ke Mi Hyun, berdiri disampingnya dan tersenyum senang melihat kembang api malam itu.
            “Indah bukan. Kau pernah menonton ini sebelumnya ?” Kyu Hyun mengangguk membalasnya, lalu kembali mengarahkan wajahnya pada kembang api yang berwarna – warni dilangit Seoul itu.
            Perlahan tangan Kyu Hyun memeluk pinggang Mi Hyun dari samping. Menarik dengan paksa tubuh gadis itu untuk semakin dekat dengannya. Tentu dengan respon terkejut gadis itu menatapnya dengan wajah kesal, walau dalam hati ia sangat menyukai keadaan ini.
            Kembang api terus berlanjut. Berdentam dilangit – langit Seoul. Membuat pasangan itu mulai merasakan aura romantic yang keluar dari bunyi dentuman mereka. Dengan pelan dan ragu Mi Hyun mulai menyandarkan kepalanya ke dada Kyu Hyun, yang nyatanya lebih tinggi darinya. Rasa hangat mengalir dialiran darahnya, membuatnya merasa nyaman dengan keadaan itu.
            “Tahun besok. Kita harus menonton ini bersama lagi, eoh”

Aesseo geuryeobonda dasi neol chatneunda
( Setelah berjuang sepert ini, aku mencoba tuk
mencarimu kembali )
Manhi geuriweottdeon nareui neol ggeonaebonda
( Aku mengajakmu pergi ketika aku begitu
Merindukanmu )
Aesseo chamabonda mameul dadabonda
( Aku berjuang tuk menahannya, ku tutup pintu hatiku )
Neomu johasseottdeon gieogdeulman namgin chae
( Hanya kenangan indah yang tersisa )
Da itneunda
( Lupakan segalanya )

            “Kyu Hyun~ah” Dibalik hiruk – pikuk keramaian balap liar malam itu. Kyu Hyun masih mampu untuk mendengar panggilan dari kekasihnya, MI Hyun. Wajahnya mulai memutar mencari sumber suara.
            “Kyu Hyun~ah” Sentak seseorang, menarik pakaiannya dari belakang. Kyu Hyun memutarkan tubuhnya dan begitu terkejut, mendapati air mata gadisnya kini menghiasi wajah manisnya.
            Tangan Kyu Hyun dengan cepat menghapus air mata, yang penuh dengan kekhwatiran. Ia tersenyum melihatnya. Lalu mengusap pelan rambut Mi Hyun.
            “Bisakah kau hentikan ini. Aku tahu kau seorang pembalap. Bahkan dalam tubuhmu memang dialiri darah pembalap. Tapi, bisakah kali ini kau tak mengikutinya. Kumohon Kyu Hyun~ah” Mohon Mi Hyun.
            Kyu Hyun hanya menunduk mendengarnya, ia tak bisa mengikuti permohonan gadis itu. Bahkan yang ia lakukan disini adalah untuk gadis itu. bukan untuk kesenangan dirinya sendiri.
            “Aku tidak bisa” Putus Kyu Hyun bulat dan Mi Hyun semakin mengeraskan tangisnya. Ia memegang lengan Kyu Hyun dengan kuat, bahkan kini ia tengah merunduk dibawah Kyu Hyun.
            “Ku mohon Kyu Hyun~ah. Kali ini saja dengarkan perkataanku. Ku mohon dengan sangat untuk tak mengikuti balapan ini” Kyu Hyun tetap acuh mendengarnya. Walau hatinya sudah merasa teriris melihat Mi Hyun yang merunduk dihadapanya. Ini bahkan terlihat tak pantas bagi Kyu Hyun. Ia menarik kembali lengan yang dipegang kuat oleh Mi Hyun.
            “Untuk kali ini saja. Aku tak bisa mengikuti permohonanmu Mi Hyun~ah
            Shin Mi Hyun merunduk dijalanan aspal itu. Air matanya semakin mengalir deras ketika Kyu Hyun mulai memasuki mobil sport birunya. Lelaki itu bahkan sama sekali tak berpaling untuk melihat keadaan Mi Hyun yang tengah terduduk dengan tangisannya diatas jalanan ramai itu. Bahkan, tak ada  satupun orang yang berbaik hati membantunya untuk menghentikan air matanya.
            “Kyu Hyun~ah, ku mohon” Lirihnya.
            “Aku melakukan ini untukmu Mi Hyun~ah. Aku hanya tak ingin kau terus diganggu oleh Jong Hyuk idiot itu. Ku mohon dukung aku” Gumam Kyu Hyun yang melirik keadaan Mi Hyun dari spion mobilnya.
            Balapan mobil liar itupun mulai akan di jalani. Seorang gadis dengan pakainan minim, berjalan kedepan dengan sebuah sapu tangan ditanganya. Dalam hitungan detik kedua mobil itu mulai melaju kencang melewati batas ksenyuian malam. Sampai ketika Kyu Hyun mulai menginjak pedal rem. Keadaan mulai berubah.
            Cho Kyu Hyun mulai gugup ketika merasakan rem mobilnya yang tak mampu untuk berjalan. Ia mulai mengingat kembali, bahwa ia sudah memperbaiki dan bahkan sudah mencoba keadaan mobilnya sebelum memasuki track balap tadi. Tetapi. Ia salah.
            Pikiran Kyu Hyun tiba – tiba berputar melewati batas waktu. Memorinya mengingat kembali tabrakan parah yang terjadi pada Ayahnya di track balap. Noonanya yang meninggal karena tertabrak mobil, dan yang terkahir adalah ingatannya tentang gadis yang begitu ia cintai. Gadis yang mulai menerangi hidup gelapnya, Shin Mi Hyun.
            “Aku mencintaimu Mi Hyun~ah
            Dengan pilihan buruknya. Cho Kyu Hyun mulai membanting stir mobil ketika memasuki garis finish balapan. Ia berpikir, dibanding menabrak seluruh penonton yang tak bersala, lebih baik ia saja yang mati karena kebodohannya sendiri.
            Dalam hitungan detik. Dentuman kencang terdengar dari tembok pembatas jalan. Mobil sport Kyu Hyun dengan kerasnya telah menghantam tembok itu dan membuat pengendaranya terkapar hingga keluar dari mobil.
            Waktu terasa berhenti berputar bagi Mi Hyun, ketika melihat kehancuran hidup terjadi didepan matanya. Oksigennya, orang yang selalu menjadi alasannya untuk membuka mata kini telah terkapar dengan darah disekujur tubuh.
            Dengan cepat para penonton dan Mi Hyun berlari menuju tempat kejadian. Dan dengan langkah perlahan Mi Hyun mulai mendekati tubuh Kyu Hyun. Ia merunduk, lalu meletakkan kepala Kyu Hyun dalam pangkuannya. Air mata semakin mengalir deras di pipi chubbynya.
            “Kyu Hyun~ah..bangunlah Kyu Hyun~ah..kumohon bangunlah” Dengan perasaan tersayat. Mi Hyun menggerak – gerakkan tubuh Kyu Hyun, agar lelaki itu dapat membuka matanya.
            “Kyu Hyun~ah. Ku mohon bangunlah”

Beonjyeoganeun igsoghaettdeon ddaddeuthan
neoeui hyanggiga
( Hangatnya aroma tubuhmu )
Koggeute geollyeo aryeonhage peojigo
( Masih tercium oleh hidungku )
Jeomjeom meoreojyeo ga dahji anheul naeui baraemdeuri
( Harapanku perlahan menghilang )
Neoreun ddaraseo heuteojyeoga
( Melayang mengikutimu )

            Sebuket bunga lily tergenggam di tangan kekar lelaki berkulit putih susu itu. Langkah lebarnya mulai menapaki bukit – bukit kecil dihadapannya. Sampai ia berada di tujuan sebenarnya. Sebuah makam yang sedikit kusam dan ia sangat mencintai sosok didalamnya.
            Lelaki itu merunduk untuk mensejajarkan dirinya dengan gundukan tanah. Senyum sendu ia tampilkan, setelah meletakkan sebuket bunga lily itu. Pertama ia mulai mengucapkan beberapa bait  doa untuk jasad dalam gundukan itu.
            Perlahan ia membuka kedua matanya dan senyuman tulus mulai ia tunjukkan pada dunia. Tangan kekarnya mengusap lembut batu nisan diatas gundukan.
            “Sore Mi Hyun~ah. Kau merindukanku” Ujar Kyu Hyun pelan.
            “Kurasa iya. Bahkan kau selalu hadir dimimpiku, eoh”
            “Aku tak bisa berlama – lama disini. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih untukmu. Karena, seharusnya kau yang berada disini, bukan aku. Kau dengan baik hati membiarkan lelaki penuh dosa ini untuk memperbaiki keadaannya. Aku benar – benar merasa bahagia pernah memiliki malaikat sebaik dirimu Mi Hyun~ah
            “Kau tahu Mi Hyun~ah. Kau adalah orang ke-3 yang kucintai dan meninggalkanku ketika musim gugur. Menurutmu apakah harus aku membenci musim gugur yang nyatanya adalah musim yang sangat kau cintai Mi Hyun~ah.”
            “Hah. Kurasa aku harus pergi. Saat ini aku tengah bekerja part time disebuah cafĂ© milik Dong Hae Hyung. Maka dari itu aku tak bisa terus kemari. Aku pergi Mi Hyun~ah. Selamat tinggal, sampai berjumpa lagi”

(Bogo sipda bogo sipda) cham manhi
aggyeojudeon neol
( (Aku merindukanmu, aku merindukanmu) kau
yang begitu berharga bagiku )
(Bogo sipda bogo sipda) neul gyeote ittdeon neol
( (Aku merindukanmu, aku merindukanmu) kau
yang selalu ada disisiku )
(Bogo sipda bogo sipda) neomu johasseottdeon gieogdeuri neol
( (Aku merindukanmu, aku merindukanmu) ada
begitu banyak kenangan indah )
Dasi bulleoonda cham apeuda
( Aku memanggilmu kembali, ini begitu
Menyakitkan )
           
            “Apa ? pita suara, mata, dan jantung Kyu Hyun rusak karena kecelakaan ini” Mi Hyun tersentak, ketika mendegar penuturan dokter tentang keadaan kekasihnya itu. Tubuhnya tiba – tiba beringsut jatuh, membuat beberapa suster disampingnya mulai memapahnya menuju sebuah kursi pengunjung.
            Shin Mi Hyun kembali menteskan air matanya. Semalam ini ia bahkan sudah menghabiskan seluruh air matanya, namun kenapa saat ini pun gadis itu masih bisa menangis. Tanganya dengan rungkuh memegang lengan dokter yang memandangnya dengan wajah kasihan.
            “Apa yang harus kulakukan Uisanim ? Dia dan aku hidup seorang diri. Jadi, ku mohon apa yang harus kulakukan agar ia tetap hidup sehat” Pekik Mi Hyun dengan penuh permohonan.
            Dokter itu menghembuskan nafas berat. Rasanya ia tak mungkin bisa bercerita pada gadis, yang kini tengah menangis penuh emosi. Namun ia pun bingung harus bercerita keadaan itu pada siapa, jika memang yang dikatakan gadis itu benar bahwa mereka hidup seorang diri.
            “Ia butuh donor Mata, Pita suara, dan jantung. Jika kau ingin ia kembali sembuh dan hidup sehat” Ujar Dokte lemah dan dengan penuh keyakinan Mi Hyun berdiri dari duduknya. Memengang kedua lengan dokter itu dengan wajah serius.
            “Jadikan aku pendonor itu Uisa
THE END

No comments:

Post a Comment