Soranhi nal seuchyeoganeun
baramgyeori seoneulhaejyeo
(
Ketidakpastian menghinggapi ku, membuat
angin
terasa sejuk )
Utjangeul yeoreo gin pareul
ggeonaeboda
(
Daripada membuka lemari tuk mengambil
baju
lengan panjang )
Itgo jinaen gieogdeuri han umkeum
nal chajawaseo
(
Kenangan yang kulupa datang kembali )
Deolkeog nunmuri nae apeul da
garinda
(
Ku tutupi air mata yang ada didepan wajahku )
“Aku
mencintamu Kyu Hyun~ah” Seru gadis cantik itu dalam balutan gaun putihnya. Terlihat
jelas sesosok lelaki disebrangnya tengah terdiam ditempatnya, tanpa mampu
melakukan hal apapun. Kaki jenjang lelaki itu sama sekali tak mampu untuk
melangkah barang sejengkal pun. Bahkan
kini air matanya perlahan menetes, menagisi kebodohannya.
Sekali
sentak, lelaki dalam balutan jas resmi itu bangun dari mimpi buruknya. Untuk
kesekian kalinya ia harus memimpikan hal yang sama, sosok yang sama, dan dalam
keadaan yang sama dan ia benci untuk menyadari itu.
Peluh
terlihat mengalir deras di dahi putih lelaki itu. Matanya perlahan sayu,
kembali teringat akan mimipinya. Perlahan tangannya dengan gusar mengusap peluh
diwajahnya, yang kemudian menarik kasar helaian rambut cokelatnya.
“Kenapa
selalu seperti ini” Pekiknya kesal. Dengan emosi penuh, ia melemparkan
Handphone miliknya kearah diding dihadapannya, kemudian menjerit sekencang –
kencangnya disana.
Beberapa
menit berlalu. Hingga perasaan tenang mulai menyinggapi hati Cho Kyu Hyun. Ia
mulai berjalan memasuki kamar mandi dan bersiap untuk membersihkan diri. Namun
yang terjadi bukanlah kegiatan tersebut. Lelaki itu bahkan lebih melilih
menatapi tubuhnya yang berbalut jas resmi dengan pandangan sinis dan jijik.
“Bahkan
aku tak pantas mendapatkan ini” Sinisnya pada tubuhnya sendiri.
Taeyeonhan cheog gwaenchanheun
cheog
geureohge sarattdeon geolgga
(
Apakah aku berpura-pura seolah tak
perhatian,
berpura-pura baik baik saja? )
Apeun gieogi dasi gogaereul deunda
(
Kenangan menyakitkan membuatku tertunduk
Lagi
)
“Kau melamun
lagi Cho Kyu Hyun ?” Tanya Choi Si Won. Kyu Hyun tersenyum mendengarnya,
kemudian menggeleng sebagai balasannya. Ia menarik segelas jus stroberi di meja
bundar itu.
Sejujurnya
Kyu Hyun tak sama sekali menyukai buah tersebut, namun entah kenapa tubuhnya
selalu ingin memesan jus buah itu. Mungkin karena dengan jus itu sisi dalam
tubuhnya akan terasa kembali pada pemiliknya.
“Kau
masih memikirkannya ? Bahkan ini sudah 3 tahun berlalu Cho Kyu Hyun” Ujar Si
Won khawatir dan kembali Kyu Hyun hanya menanggapinya dengan sebuah senyuman.
“Aku
tak ingin melupakannya Hyung” Balas
Kyu Hyun berusaha tegar, walau dilihat dari sisi manapun lelaki itu selalu
terlihat rapuh, sejak 3 tahun terakhir ini.
“Setidaknya
kau harus membuka hatimu” Saran Si Won. Kyu Hyun menggeleng dan tertawa hambar
mendengarnya.
“Tak
semudah itu Hyung. Bahkan aku senang
dan ingin tetap seperti ini hingga maut datang padaku” Si Won tersenyum miring
mendengar penuturan sahabat yang sudah ia anggap adik itu. Tangan kekarnya
perlahan menepuk pelan pundak Kyu Hyun.
“Terserah
apa yang akan kau lakukan Kyu Hyun~ah.” Ujar Si Won. Ribuan kali lelaki itu
meningatkan Kyu Hyun untuk mencari wanita lain. Namun tetap, tampaknya lelaki
berambut cokelat bermarga Cho itu lebih bahagia dengan kesendiriannya saat ini
dan seterusnya. Mungkin ia bahagia dalam aliran masa lalunya.
“Asal
kau perlu tahu Kyu Hyun~ah. Tak
masalah jikapun kau lelaki. Meskipun kau ingin bercerita, maka berceritalah
ataupun kau ingin menangis, maka menangislah. Tak semua masalah kehidupan
didunia ini dapat kau terus tutupi dengan senyuman palsumu itu” Imbuh Si Won
dengan nasihatnya dan Cho Kyu Hyun hanya menunduk mendengarnya. Senyum miring
merekah dibibir tebalnya. Sampai beberapa detik kemudian ia menengadahkan
kepala, lalu menatap kesisi langit – langit dunia. Ia tersenyum kearah Si Won.
Kali ini sebuah senyuman tulus dan Si Won cukup tahu akan hal itu.
“Terima
kasih Hyung. Aku harus pergi, Aku ada
kelas sekarang” Elak Kyu Hyun yang kemudian berlari meninggalkan Si Won seorang
diri dalam kekhawatiran yang Kyu Hyun ciptakan.
“Kau
benar – benar berharga dimata Kyu Hyun hingga saat ini”
Jeomjeom seonmyeonghaejyeo dahji
anheul
neoeui useum sori
(
Gelak tawa mu menjadi terdengar begitu
Jelas
)
Gadeug nae maeumeul chaeul
ddaemyeon
(
Saat kau memenuhi seluruh hatiku )
“Kyunie~ya, kau harus coba ini. Ayo buka
mulutmu” Perintah Mi Hyun dengan sebuah sosis pedas dihadapan Kyu Hyun.
Dengan
polos, lelkai itu menuruti perintah Mi Hyun untuk membuka mulutnya. Perlahan
pipi chubby Kyu Hyun mengunyah makanan yang di berikan Mi Hyun dengan pelan, hingga
kemudian matanya terbelalak karena kepedasan.
“Haha.”
Gelak Tawa Mi Hyun terdengar di pinggir jalan itu, membuat beberapa pejalan
kaki mentapnya aneh sekaligus sinis. Namun Kyu Hyun tak begitu perduli untuk menegurnya. Ia lebih
memilih untuk menyibukkan diri mencari air minum. Lidahnya perlu diselamatkan.
“Kau
mengerjaiku Mi Hyun~ssi” Sentak Kyu
Hyun emosi setelah berhasil meminum sebotol air minum yang dijual disisi kedai
pinggir jalan itu. Rasa pedanya perlahan mulai hilang dan lelaki itu berniat
membalaskan dendamnya pada gadis nakal bernama Shin Mi Hyun itu.
Mendengar
pekikan Kyu Hyun, dengan spontan Mi Hyun menghentikan tawanya. Satu langkah,
dua langkah ia memundurkan tubuhnya. Namun yang tak diduga oleh gadis itu
adalah bahwa Kyu Hyun sendiri menyadari akan pergerakannya.
“Sejak
kapan kau berani mengerjaiku, eoh”
Semakin
dekat, Kyu Hyun menghimpit tubuh Mi Hyun di batas jembatan sungai Han. Mi Hyun
yang mulai merasa gugup hanya mampu memutar kedua lensa matanya asal. Gadis itu
tak tahu harus melakukan apa. Ia benar – benar dalam keadaan yang tak
termaafkan kali ini.
“Tidak.
Kupikir kau suka dengan sosis pedas itu. Makanya aku menawarimu” Elak Mi Hyun
asal. Kyu Hyun mengernyit mendengarnya, senyum miring penuh jail terpatri dibibir
tebalnya.
“Benarkah
?” Mi Hyun mengangguk dengan cepat, ketika merasakan wajah Kyu Hyun yang
semakin maju, mendekati wajahnya.
Dua
centi
Satu
centi
JDERRR
Kembang
api dari perayaan festival musim gugur pun memeriahkan rasa gugup Mi Hyun.
Dengan spontan ia mendorong tubuh Kyu Hyun dan membalikkan tubuhnya untuk
menatap kembang api yang mulai menghiasi langit malam kota Seoul.
Kyu
Hyun tersenyum geli melihatnya. Bahkan ia masih merasakan betapa kerasnya detak
jantung gadis itu dan seberapa gugupnya gadis itu, ketika ia mendekatkan
dirinya. Ia kembali medekati diri ke Mi Hyun, berdiri disampingnya dan
tersenyum senang melihat kembang api malam itu.
“Indah
bukan. Kau pernah menonton ini sebelumnya ?” Kyu Hyun mengangguk membalasnya,
lalu kembali mengarahkan wajahnya pada kembang api yang berwarna – warni
dilangit Seoul itu.
Perlahan
tangan Kyu Hyun memeluk pinggang Mi Hyun dari samping. Menarik dengan paksa
tubuh gadis itu untuk semakin dekat dengannya. Tentu dengan respon terkejut
gadis itu menatapnya dengan wajah kesal, walau dalam hati ia sangat menyukai
keadaan ini.
Kembang
api terus berlanjut. Berdentam dilangit – langit Seoul. Membuat pasangan itu
mulai merasakan aura romantic yang keluar dari bunyi dentuman mereka. Dengan
pelan dan ragu Mi Hyun mulai menyandarkan kepalanya ke dada Kyu Hyun, yang
nyatanya lebih tinggi darinya. Rasa hangat mengalir dialiran darahnya,
membuatnya merasa nyaman dengan keadaan itu.
“Tahun
besok. Kita harus menonton ini bersama lagi, eoh”
Aesseo geuryeobonda dasi neol
chatneunda
(
Setelah berjuang sepert ini, aku mencoba tuk
mencarimu
kembali )
Manhi geuriweottdeon nareui neol ggeonaebonda
(
Aku mengajakmu pergi ketika aku begitu
Merindukanmu
)
Aesseo chamabonda mameul dadabonda
(
Aku berjuang tuk menahannya, ku tutup pintu hatiku )
Neomu johasseottdeon gieogdeulman
namgin chae
(
Hanya kenangan indah yang tersisa )
Da itneunda
(
Lupakan segalanya )
“Kyu
Hyun~ah” Dibalik hiruk – pikuk
keramaian balap liar malam itu. Kyu Hyun masih mampu untuk mendengar panggilan
dari kekasihnya, MI Hyun. Wajahnya mulai memutar mencari sumber suara.
“Kyu
Hyun~ah” Sentak seseorang, menarik
pakaiannya dari belakang. Kyu Hyun memutarkan tubuhnya dan begitu terkejut,
mendapati air mata gadisnya kini menghiasi wajah manisnya.
Tangan
Kyu Hyun dengan cepat menghapus air mata, yang penuh dengan kekhwatiran. Ia
tersenyum melihatnya. Lalu mengusap pelan rambut Mi Hyun.
“Bisakah
kau hentikan ini. Aku tahu kau seorang pembalap. Bahkan dalam tubuhmu memang
dialiri darah pembalap. Tapi, bisakah kali ini kau tak mengikutinya. Kumohon
Kyu Hyun~ah” Mohon Mi Hyun.
Kyu
Hyun hanya menunduk mendengarnya, ia tak bisa mengikuti permohonan gadis itu.
Bahkan yang ia lakukan disini adalah untuk gadis itu. bukan untuk kesenangan
dirinya sendiri.
“Aku
tidak bisa” Putus Kyu Hyun bulat dan Mi Hyun semakin mengeraskan tangisnya. Ia
memegang lengan Kyu Hyun dengan kuat, bahkan kini ia tengah merunduk dibawah
Kyu Hyun.
“Ku
mohon Kyu Hyun~ah. Kali ini saja
dengarkan perkataanku. Ku mohon dengan sangat untuk tak mengikuti balapan ini”
Kyu Hyun tetap acuh mendengarnya. Walau hatinya sudah merasa teriris melihat Mi
Hyun yang merunduk dihadapanya. Ini bahkan terlihat tak pantas bagi Kyu Hyun.
Ia menarik kembali lengan yang dipegang kuat oleh Mi Hyun.
“Untuk
kali ini saja. Aku tak bisa mengikuti permohonanmu Mi Hyun~ah”
Shin
Mi Hyun merunduk dijalanan aspal itu. Air matanya semakin mengalir deras ketika
Kyu Hyun mulai memasuki mobil sport birunya. Lelaki itu bahkan sama sekali tak
berpaling untuk melihat keadaan Mi Hyun yang tengah terduduk dengan tangisannya
diatas jalanan ramai itu. Bahkan, tak ada
satupun orang yang berbaik hati membantunya untuk menghentikan air
matanya.
“Kyu
Hyun~ah, ku mohon” Lirihnya.
“Aku
melakukan ini untukmu Mi Hyun~ah. Aku
hanya tak ingin kau terus diganggu oleh Jong Hyuk idiot itu. Ku mohon dukung
aku” Gumam Kyu Hyun yang melirik keadaan Mi Hyun dari spion mobilnya.
Balapan
mobil liar itupun mulai akan di jalani. Seorang gadis dengan pakainan minim,
berjalan kedepan dengan sebuah sapu tangan ditanganya. Dalam hitungan detik
kedua mobil itu mulai melaju kencang melewati batas ksenyuian malam. Sampai
ketika Kyu Hyun mulai menginjak pedal rem. Keadaan mulai berubah.
Cho
Kyu Hyun mulai gugup ketika merasakan rem mobilnya yang tak mampu untuk
berjalan. Ia mulai mengingat kembali, bahwa ia sudah memperbaiki dan bahkan
sudah mencoba keadaan mobilnya sebelum memasuki track balap tadi. Tetapi. Ia
salah.
Pikiran
Kyu Hyun tiba – tiba berputar melewati batas waktu. Memorinya mengingat kembali
tabrakan parah yang terjadi pada Ayahnya di track balap. Noonanya yang meninggal karena tertabrak mobil, dan yang terkahir
adalah ingatannya tentang gadis yang begitu ia cintai. Gadis yang mulai
menerangi hidup gelapnya, Shin Mi Hyun.
“Aku
mencintaimu Mi Hyun~ah”
Dengan
pilihan buruknya. Cho Kyu Hyun mulai membanting stir mobil ketika memasuki
garis finish balapan. Ia berpikir, dibanding menabrak seluruh penonton yang tak
bersala, lebih baik ia saja yang mati karena kebodohannya sendiri.
Dalam
hitungan detik. Dentuman kencang terdengar dari tembok pembatas jalan. Mobil
sport Kyu Hyun dengan kerasnya telah menghantam tembok itu dan membuat
pengendaranya terkapar hingga keluar dari mobil.
Waktu
terasa berhenti berputar bagi Mi Hyun, ketika melihat kehancuran hidup terjadi
didepan matanya. Oksigennya, orang yang selalu menjadi alasannya untuk membuka
mata kini telah terkapar dengan darah disekujur tubuh.
Dengan
cepat para penonton dan Mi Hyun berlari menuju tempat kejadian. Dan dengan
langkah perlahan Mi Hyun mulai mendekati tubuh Kyu Hyun. Ia merunduk, lalu
meletakkan kepala Kyu Hyun dalam pangkuannya. Air mata semakin mengalir deras
di pipi chubbynya.
“Kyu
Hyun~ah..bangunlah Kyu Hyun~ah..kumohon bangunlah” Dengan perasaan
tersayat. Mi Hyun menggerak – gerakkan tubuh Kyu Hyun, agar lelaki itu dapat
membuka matanya.
“Kyu
Hyun~ah. Ku mohon bangunlah”
Beonjyeoganeun igsoghaettdeon
ddaddeuthan
neoeui hyanggiga
(
Hangatnya aroma tubuhmu )
Koggeute geollyeo aryeonhage
peojigo
(
Masih tercium oleh hidungku )
Jeomjeom meoreojyeo ga dahji anheul
naeui baraemdeuri
(
Harapanku perlahan menghilang )
Neoreun ddaraseo heuteojyeoga
(
Melayang mengikutimu )
Sebuket
bunga lily tergenggam di tangan kekar lelaki berkulit putih susu itu. Langkah
lebarnya mulai menapaki bukit – bukit kecil dihadapannya. Sampai ia berada di tujuan
sebenarnya. Sebuah makam yang sedikit kusam dan ia sangat mencintai sosok
didalamnya.
Lelaki
itu merunduk untuk mensejajarkan dirinya dengan gundukan tanah. Senyum sendu ia
tampilkan, setelah meletakkan sebuket bunga lily itu. Pertama ia mulai
mengucapkan beberapa bait doa untuk
jasad dalam gundukan itu.
Perlahan
ia membuka kedua matanya dan senyuman tulus mulai ia tunjukkan pada dunia.
Tangan kekarnya mengusap lembut batu nisan diatas gundukan.
“Sore
Mi Hyun~ah. Kau merindukanku” Ujar
Kyu Hyun pelan.
“Kurasa
iya. Bahkan kau selalu hadir dimimpiku, eoh”
“Aku
tak bisa berlama – lama disini. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih
untukmu. Karena, seharusnya kau yang berada disini, bukan aku. Kau dengan baik
hati membiarkan lelaki penuh dosa ini untuk memperbaiki keadaannya. Aku benar –
benar merasa bahagia pernah memiliki malaikat sebaik dirimu Mi Hyun~ah”
“Kau
tahu Mi Hyun~ah. Kau adalah orang
ke-3 yang kucintai dan meninggalkanku ketika musim gugur. Menurutmu apakah
harus aku membenci musim gugur yang nyatanya adalah musim yang sangat kau cintai
Mi Hyun~ah.”
“Hah.
Kurasa aku harus pergi. Saat ini aku tengah bekerja part time disebuah café
milik Dong Hae Hyung. Maka dari itu
aku tak bisa terus kemari. Aku pergi Mi Hyun~ah.
Selamat tinggal, sampai berjumpa lagi”
(Bogo sipda bogo sipda) cham manhi
aggyeojudeon neol
(
(Aku merindukanmu, aku merindukanmu) kau
yang
begitu berharga bagiku )
(Bogo sipda bogo sipda) neul gyeote
ittdeon neol
(
(Aku merindukanmu, aku merindukanmu) kau
yang
selalu ada disisiku )
(Bogo sipda bogo sipda) neomu johasseottdeon
gieogdeuri neol
(
(Aku merindukanmu, aku merindukanmu) ada
begitu
banyak kenangan indah )
Dasi bulleoonda cham apeuda
(
Aku memanggilmu kembali, ini begitu
Menyakitkan
)
“Apa
? pita suara, mata, dan jantung Kyu Hyun rusak karena kecelakaan ini” Mi Hyun
tersentak, ketika mendegar penuturan dokter tentang keadaan kekasihnya itu.
Tubuhnya tiba – tiba beringsut jatuh, membuat beberapa suster disampingnya
mulai memapahnya menuju sebuah kursi pengunjung.
Shin
Mi Hyun kembali menteskan air matanya. Semalam ini ia bahkan sudah menghabiskan
seluruh air matanya, namun kenapa saat ini pun gadis itu masih bisa menangis.
Tanganya dengan rungkuh memegang lengan dokter yang memandangnya dengan wajah
kasihan.
“Apa
yang harus kulakukan Uisanim ? Dia
dan aku hidup seorang diri. Jadi, ku mohon apa yang harus kulakukan agar ia tetap
hidup sehat” Pekik Mi Hyun dengan penuh permohonan.
Dokter
itu menghembuskan nafas berat. Rasanya ia tak mungkin bisa bercerita pada
gadis, yang kini tengah menangis penuh emosi. Namun ia pun bingung harus
bercerita keadaan itu pada siapa, jika memang yang dikatakan gadis itu benar
bahwa mereka hidup seorang diri.
“Ia
butuh donor Mata, Pita suara, dan jantung. Jika kau ingin ia kembali sembuh dan
hidup sehat” Ujar Dokte lemah dan dengan penuh keyakinan Mi Hyun berdiri dari
duduknya. Memengang kedua lengan dokter itu dengan wajah serius.
“Jadikan
aku pendonor itu Uisa”
THE
END
No comments:
Post a Comment